Kemarin saya lewat jalan dan melihat angkot kejeblos roda depan sebelah kanannya ke jalan di pasar. Macetnya Naujubile. Mobilnya udah pergi nyelonong, tapi macetnya tetap aja sampe tengah malam.
Emang sih sebagian dari kita mungkin sudah mengalami banyak kemacetan di jalan, tapi berguna kalau kita melihatnya secara sistematik dari tiga sudut pandang berbeda : dari sang pengemudi sendiri, dari pandangan mata burung dan dari helikopter. Ada loh simulasinya disini:
Visualization with the TU-Dresden 3D Traffic Simulator
Kalau kamu males mencoba simulasi di atas, coba saja menonton video di bawah, ada yang aneh dalam peristiwa tersebut. Sumber macetnya gak jelas. Sumbernya hanya keacakan berkendara saja, mungkin oleh orang yang stiker mobilnya rame.
Berikut video eksperimen para fisikawan jepang yang menunjukkan cara kerja gelombang kejut kemacetan:
Visualization with the TU-Dresden 3D Traffic Simulator
Kalau kamu males mencoba simulasi di atas, coba saja menonton video di bawah, ada yang aneh dalam peristiwa tersebut. Sumber macetnya gak jelas. Sumbernya hanya keacakan berkendara saja, mungkin oleh orang yang stiker mobilnya rame.
Berikut video eksperimen para fisikawan jepang yang menunjukkan cara kerja gelombang kejut kemacetan:
Para pengendara setengah mati menjaga kecepatannya tetap. Tiba-tiba satu mobil mengerem, akibatnya mobil di belakang ikut melambat, dan di belakangnya melambat, terus ke belakang sepanjang jalan. Itulah gelombang kejut kemacetan. Tiap kali mobil di depan berhasil lolos dari ngerem mendadak (mungkin kaget ada bala-bala di kakinya), di ekor paling belakang masuk satu mobil kedalam ular naga panjang dari mobil ini.
Jadi bagaimana menghindarinya? Ya dengan memutus gelombang kejutnya. Agar anda dapat memutus gelombang kejutnya, anda harus berada dalam ruang yang besar antara mobil di depan anda. Jangan tergoda untuk melaju ke depan. Beri ruang kosong yang besar di depan anda. Teknik ini akan memutus gelombang kejut kemacetan karena anda jauh dari mobil yang melambat di depan anda. Anda tidak perlu melambat, anda bisa membelok ke samping. Gampang kan? Yah resikonya emang diomelin ama orang di belakang kita. Ada ruangan kosong di depan koq gak di isi. Tapi mereka akan berterima kasih kalau ternyata ada kemacetan di depan. Kalau gak ada kemacetan, ya, nasib mu lah nak.
Coba lihat videonya disini yang ngajarin caranya: Traffic Waves
Jadi bagaimana menghindarinya? Ya dengan memutus gelombang kejutnya. Agar anda dapat memutus gelombang kejutnya, anda harus berada dalam ruang yang besar antara mobil di depan anda. Jangan tergoda untuk melaju ke depan. Beri ruang kosong yang besar di depan anda. Teknik ini akan memutus gelombang kejut kemacetan karena anda jauh dari mobil yang melambat di depan anda. Anda tidak perlu melambat, anda bisa membelok ke samping. Gampang kan? Yah resikonya emang diomelin ama orang di belakang kita. Ada ruangan kosong di depan koq gak di isi. Tapi mereka akan berterima kasih kalau ternyata ada kemacetan di depan. Kalau gak ada kemacetan, ya, nasib mu lah nak.
Coba lihat videonya disini yang ngajarin caranya: Traffic Waves
Referensi:
Wikibooks. 2010. Fundamentals of Transportation: Shockwaves.
Yuki Sugiyama et al 2008. Traffic jams without bottlenecks—experimental evidence for the physical mechanism of the formation of a jam. New J. Phys. 10 033001
Wikibooks. 2010. Fundamentals of Transportation: Shockwaves.
Yuki Sugiyama et al 2008. Traffic jams without bottlenecks—experimental evidence for the physical mechanism of the formation of a jam. New J. Phys. 10 033001
0 Jangan cuma liat, ayo komentar..!!!:
Post a Comment